Sunday 8 January 2012

Renungan tentang Ayah dan Anak


Ada seorang kaya yang memiliki anak dan waktu itu si anak dijanjikan oleh papanya, kalau sekolahnya lulus dengan nilai bagus (diatas 7 semua), akan diberi hadiah sesuai permintaan anaknya, anaknya minta diberi hadiah mobil Ferrari.

Singkat cerita, setelah anak itu lulus dengan nilai yang bagus, ayahnya datang dan menyerahkan sebuah buku sambil berkata, "Buku ini sangat berharga sekali, melebihi segala apapun yang ada di dunia."Buku tersebut ialah ALKITAB.

Tetapi apa reaksi anaknya? Dia marah sekali dan membanting ALKITAB itu sambil berkata, "Saya tidak butuh buku ini. Saya butuh Ferrari! Papa pembohong! Penipu!". Tanpa pikir panjang, dia pergi meninggalkan rumah tanpa pamit dan tidak kembali.

Selama 15 tahun, anak tersebut hidup dalam kepahitan dan penderitaan.

Setelah 15 tahun berlalu, anak tersebut mendengar ayahnya dipanggil oleh Tuhan.

Dengan berat hati, akhirnya dia pulang ke rumahnya. Saat ia masuk ke kamarnya, tidak ada yang berubah sama sekali. Bahkan ALKITAB hadia dari ayahnya masih tertata rapi di lemarinya.

Kemudian, dia mulai membuka ALKITAB itu. Di halaman depan terdapat tulisan dari ayahnya yang menceritakan bagaimana awal perjuangannya memulai bisnis hingga berhasil.

Lalu, si anak ini mulai menangis tersedu-sedu. Ia pun terus membaca dan akhirnya di halaman berikutnya dia menemukan sesuatu yang membuatnya sangat terkejut. Ia menemukan selembar cek senilai harga mobil Ferrari.

Anak ini pun menangis tersedu-sedu. Namun, nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terlambat, karena keegoisannya sendiri, ia telah menderita selama 15 tahun.

Dari kesaksian ini, kita bisa belajar bagaimana cara Tuhan bekerja, tidak seperti yang kita pikirkan.

"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dan bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9)

Oleh sebab itu, dalam hidup ini kita tidak boleh gegabah. Kalau kita berjalan sesuai dengan Firman-Nya, hidup ini akan menjadi indah karena Tuhan tidak pernah merencanakan yang buruk dalam hidup kita.

GBU.


-dP, dari seorang teman-


No comments:

Post a Comment